Dan ketika engaku telah tobat dengan sebenar-benarnya tobat maka melangkahlah melewati rintangan yaitu dengan cara melakukan amal ibadah. Orang kadang kala setelah bertobat berhenti sampai tobat saja tidak melanjutkan dengan melakukan amal ibadah. Berhenti di tobat inilah yang merupakan sebuah halangan-rintangan yang harus dilewati. Ketika seseorang telah bertobat sebena-benarnya dan ingin melanjutkan pada melakukan amal ibadah maka seketika iya melihat disekelilingnya banyak sekali halangan dan rintangan. Setiap dari halangan ini merintangi dan menghalangi-halangi dari beribadah pada jalan kebenaran. Sebegitu banyaknya halangan dan rintangan dalam menuntut ilmu serta dalam beribadah pada dasarnya terbagi menjadi 4 Bagian yaitu : 1. Dunia; 2. Makhluk; 3. Syetan; 4. Nafsu.
Halangan dan rintangan beribadah yang pertama adalah dunia, seperti siang-malam seseorang yang berusaha mencari duit (uang) banting-tulang. Hari-hari berlalu lewat begitu saja tanpa diisi dengan amal ibadah bekal diakhirat malahan hanya banting -tulang mencari duit. Dia tidak sadar seketika segala uang yang telah dikumpulkan dapat ditinggalkan ketika tiba-tiba ia mati. Atau jika Allah berkehendak dengan mudah dapat mengambil semua kekayaannya dan harta bendanya yang selama ini dia cari-cari. Bentuk fakta lain yaitu seorang pedagang saat kawinan saudaranya ia tidak datang sebabnya adalah takut pelanggannya pergi ke lain. Pedagang ini hanya membantu uang. Sekarang pedagang ini bangkrut, rugi. Ia bangkrut karena yang diperpegangi adalah langganan bukan Allah. Ia tertipu oleh dunia.
Halangan, rintangan kedua Makhluk. Contoh 9 orang termasuk guru datang menuntut ilmu di pesantren darussalam. Hanya 1 yang sampai lulus yaitu guru sendiri. Yang lain ada ketika nongkrong makan di warung ditanyai "begawi dimana ding?" jawabnya sekolah di Darussalam. Kata orang lagi "banyak sudah sekarang ini yang baca do'a". Lalu besoknya Orang yang sekolah di Darussalam ini ampih karena tertipu oleh makhluk. Sama juga ketika kita mau berubah memperbaiki diri. Kita pakai sarung mau belajar atau ke majelis taklim da orang yang bilang . Menjadi alim lah sekarang (sambil nada mengejek). Ini adalah bentuk lain dari halangan beribadah dan menuntut ilmu yang berupa makhluk.
Halangan ketiga yaitu syetan. misalnya orang yang kemesjid shalat berjamaah lalu tidak shalat berjamaah lagi karena katanya belum ikhlas. Katanya lagi ketika shalat berjamaah tidak ikhlas kan tidak dapat pahala. Lalul karena belum ikhlas ampih tidak shalat berjamaah lagi. Kapan ikhlasnya? Itu dia sudah dihalang-halangi dirintangi oleh syetan. Yang benar adalah tetap shalat berjamaah sambil menghilangi, memperbaiki yang belum ikhlasnya lagi dengan belajar, bebekorek teilnga.
Rintangan yang keempat adalah nafsu. Nafsu ini ada, dimiliki, dan sama pada semua orang. Nafsu yang ada pada kita adalah nafsu yang biasanya selalu mengajak pada kejelekan, dan kejahatan. Sedangkan ada pula jenis nafsu yang lain yaitu nafsu yang mengajak pada beribadah kepa da Allah pada kebaikan ini adalah nafsu jenis mutmaidah (kalau tidak slah namanya). Nafsu itu adalah bawaan manusia atau software bawaan bersama manusia jika diibaratkan manusia seperti komputer. Nafsu itu sebagai tunggangan dan alat. misalnya mendengar surga itu merupakan suatu tempat yang penuh nikmat maka timbul keinginan untuk menuju kesana berada di sana di surga.
Halangan dan rintangan dalam menuntut ilmu dan beribadaha yang telah ada harus kita langkahi dan kita lewati agar kita bisa untuk melaksanakan amal ibadah. Cara untuk melewati halangan dan rintangan itu adalah (masih garis besarnya) :
1. Dunia, karena dunia adalah tempat kita itnggal maka tidak bisa tidak halangan, rintangan dunia harus dilewati dan diatasi dengan cara mengosongkan aku akan dunia atau mengambil sebagiannya saja bagian dari dunia tidak seluruhnya. waktu dan kegiatan digunakan hanya sebagian untuk mencari mencari dan keperluan dunia tidak seluruhnya.
2. Makhluk, caranya dengan menyendiri daripada mahkluk. Menyendiri ini misalnya menghindari diri dari pada bergaul dengan orang yang jahat, yang mungkar. Dan berusaha selalu berteman dengan orang baik.
3. Syetan, dilewati dan diatasi dengan cara dipaksa. Misalnya dingin-dingin malas ke mesjid, maka harus dipaksa untuk melewati halangan bisikan seta yang dingin. Pagi-pagi mau shalat subuh, enak banget tidurnya jadi berat untuk subuh dan malas rasanya maka harus dipaksa untuk melewati rintangan syetan ini.
4. Nafsu, nafsu tidak bisa dihilangkan. Tidak bisa pula menyendiri dari pada nafsu karena nafsu adalah bawaan bersama manusia. Cara melewati halangan dan rintangnan karena nafsu adalah dengan sedikit demi sedikit, bertingkat demi bertingkat, tidak bisa langsung menyeluruh semuanya. Nafsu ini dapat diumpakan seperti binatang. Yang harus dilatih sedikit demi sedikit agar menjadi bisa dikendalikan.
Sebagian dari pada prasangka adalah dosa. Usahalah untuk berprasangka baik.
Syukur itu ada dua bagiannya, yaitu nikmat yang lalu tetap ada dan ditambah lagi nikmatnya. Kadang orang mengiri i ketika kita punya nikmat atau mendapat nikmat. Guru berkata "kata guruku dulu ketika kita diiri i oleh orang itu berarti kita mendapat nikmat. Orang iri dengan nikmat yang diberikan pada kita. Lalu sikap kita yang baik adalah tdak meladeni orang yang mengiri i, tetapi kita mensyukuri nikmat yang ada. Semakin kita bersyukur semakin ditambah nimatnya dan orang yang iri akan semakin sakit hati. Kalu kita meladeni orang yang iri maka kita sakit hati dan orang yang iri bertambah marah. Baiknya kita mensyukuri nikamat yang telah didapat. Biarkan saja orang yang iri akan merasa malu sendiri karena tidak diherani.
Mesjid Al Muhajirin Banjarbaru belakang kolam renang. Setiap malam senin jam 18.30-20.00. Kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghozali. Pembacaan dan pembahasan oleh guru Abul Hasan.
simpan
Halangan dan rintangan beribadah yang pertama adalah dunia, seperti siang-malam seseorang yang berusaha mencari duit (uang) banting-tulang. Hari-hari berlalu lewat begitu saja tanpa diisi dengan amal ibadah bekal diakhirat malahan hanya banting -tulang mencari duit. Dia tidak sadar seketika segala uang yang telah dikumpulkan dapat ditinggalkan ketika tiba-tiba ia mati. Atau jika Allah berkehendak dengan mudah dapat mengambil semua kekayaannya dan harta bendanya yang selama ini dia cari-cari. Bentuk fakta lain yaitu seorang pedagang saat kawinan saudaranya ia tidak datang sebabnya adalah takut pelanggannya pergi ke lain. Pedagang ini hanya membantu uang. Sekarang pedagang ini bangkrut, rugi. Ia bangkrut karena yang diperpegangi adalah langganan bukan Allah. Ia tertipu oleh dunia.
Halangan, rintangan kedua Makhluk. Contoh 9 orang termasuk guru datang menuntut ilmu di pesantren darussalam. Hanya 1 yang sampai lulus yaitu guru sendiri. Yang lain ada ketika nongkrong makan di warung ditanyai "begawi dimana ding?" jawabnya sekolah di Darussalam. Kata orang lagi "banyak sudah sekarang ini yang baca do'a". Lalu besoknya Orang yang sekolah di Darussalam ini ampih karena tertipu oleh makhluk. Sama juga ketika kita mau berubah memperbaiki diri. Kita pakai sarung mau belajar atau ke majelis taklim da orang yang bilang . Menjadi alim lah sekarang (sambil nada mengejek). Ini adalah bentuk lain dari halangan beribadah dan menuntut ilmu yang berupa makhluk.
Halangan ketiga yaitu syetan. misalnya orang yang kemesjid shalat berjamaah lalu tidak shalat berjamaah lagi karena katanya belum ikhlas. Katanya lagi ketika shalat berjamaah tidak ikhlas kan tidak dapat pahala. Lalul karena belum ikhlas ampih tidak shalat berjamaah lagi. Kapan ikhlasnya? Itu dia sudah dihalang-halangi dirintangi oleh syetan. Yang benar adalah tetap shalat berjamaah sambil menghilangi, memperbaiki yang belum ikhlasnya lagi dengan belajar, bebekorek teilnga.
Rintangan yang keempat adalah nafsu. Nafsu ini ada, dimiliki, dan sama pada semua orang. Nafsu yang ada pada kita adalah nafsu yang biasanya selalu mengajak pada kejelekan, dan kejahatan. Sedangkan ada pula jenis nafsu yang lain yaitu nafsu yang mengajak pada beribadah kepa da Allah pada kebaikan ini adalah nafsu jenis mutmaidah (kalau tidak slah namanya). Nafsu itu adalah bawaan manusia atau software bawaan bersama manusia jika diibaratkan manusia seperti komputer. Nafsu itu sebagai tunggangan dan alat. misalnya mendengar surga itu merupakan suatu tempat yang penuh nikmat maka timbul keinginan untuk menuju kesana berada di sana di surga.
Halangan dan rintangan dalam menuntut ilmu dan beribadaha yang telah ada harus kita langkahi dan kita lewati agar kita bisa untuk melaksanakan amal ibadah. Cara untuk melewati halangan dan rintangan itu adalah (masih garis besarnya) :
1. Dunia, karena dunia adalah tempat kita itnggal maka tidak bisa tidak halangan, rintangan dunia harus dilewati dan diatasi dengan cara mengosongkan aku akan dunia atau mengambil sebagiannya saja bagian dari dunia tidak seluruhnya. waktu dan kegiatan digunakan hanya sebagian untuk mencari mencari dan keperluan dunia tidak seluruhnya.
2. Makhluk, caranya dengan menyendiri daripada mahkluk. Menyendiri ini misalnya menghindari diri dari pada bergaul dengan orang yang jahat, yang mungkar. Dan berusaha selalu berteman dengan orang baik.
3. Syetan, dilewati dan diatasi dengan cara dipaksa. Misalnya dingin-dingin malas ke mesjid, maka harus dipaksa untuk melewati halangan bisikan seta yang dingin. Pagi-pagi mau shalat subuh, enak banget tidurnya jadi berat untuk subuh dan malas rasanya maka harus dipaksa untuk melewati rintangan syetan ini.
4. Nafsu, nafsu tidak bisa dihilangkan. Tidak bisa pula menyendiri dari pada nafsu karena nafsu adalah bawaan bersama manusia. Cara melewati halangan dan rintangnan karena nafsu adalah dengan sedikit demi sedikit, bertingkat demi bertingkat, tidak bisa langsung menyeluruh semuanya. Nafsu ini dapat diumpakan seperti binatang. Yang harus dilatih sedikit demi sedikit agar menjadi bisa dikendalikan.
Sebagian dari pada prasangka adalah dosa. Usahalah untuk berprasangka baik.
Syukur itu ada dua bagiannya, yaitu nikmat yang lalu tetap ada dan ditambah lagi nikmatnya. Kadang orang mengiri i ketika kita punya nikmat atau mendapat nikmat. Guru berkata "kata guruku dulu ketika kita diiri i oleh orang itu berarti kita mendapat nikmat. Orang iri dengan nikmat yang diberikan pada kita. Lalu sikap kita yang baik adalah tdak meladeni orang yang mengiri i, tetapi kita mensyukuri nikmat yang ada. Semakin kita bersyukur semakin ditambah nimatnya dan orang yang iri akan semakin sakit hati. Kalu kita meladeni orang yang iri maka kita sakit hati dan orang yang iri bertambah marah. Baiknya kita mensyukuri nikamat yang telah didapat. Biarkan saja orang yang iri akan merasa malu sendiri karena tidak diherani.
Mesjid Al Muhajirin Banjarbaru belakang kolam renang. Setiap malam senin jam 18.30-20.00. Kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghozali. Pembacaan dan pembahasan oleh guru Abul Hasan.
simpan
Komentar
Posting Komentar