Salah adalah sesuatu yang terlihat begitu menakutkan pada banyak orang. Ketika telah melakukan sebuah kesalahan maka sepertinya kita sudah terhimpit oleh suatu bongkahan bulat yang sangat besar dari batu gunung, yang terasa diletakkan diatas punggung kita dan membuat terasa begitu berat untuk berdiri, berat untuk berjalan atau terasa tidak berani untuk membuka mata dan melihat. Kesalahan yang membuat menimbulkan rasa takut salah, ini menjadi sesuatu yang mendesak dan menekan di dalam pikiranku. Padahal siapa kah nama orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Saya rasa semua orang pernah melakukan salah. Tidak ada yang tidak (mungkin berbeda bagi para nabi dan Rasul).
Rasala takut yang kurasakan setelah melakukan suatu kesalahan, seakan begitu menghimpit, begitu membebani dan sangat memberikan rasa takut. Sehingga rasa malu yang menyatu seakan wajah ini akan disembunyikan kedalam suatu wadah atau rasanya mau diganti wajah yang lain saja agar kesalahan yang lalu tidak ada orang yau tau. Padahal dari salah itulah kita memulai dan menjadikan sebagai titik awal belajar memperbaiki diri. Dari kesalahan yang kita lakukan kita melihat, mendengar, mencari, memperbaiki agar kesalahan itu bergeser kearah yang semakin baik, bergeser dari titik salah di sebelah kiri sedikit demi sedikit terus bergeser ketitikbenar sebelah kanan seperti jarum isi bahan bakar pada sepedamotor.
Lihatlah dosen saya pak adit bagai mana beliau saat S2 di luar negeri di Korea, saat melakukan penelitiaan, memecahkan/merusakkan sebuah alat laboratorium. Tapi apa kata professor beliau, pak adit tidak disuruh untuk mengganti alat laboratorium tersebut, malah sebaliknya disuruh mencoba menggunakan alat lagi. Sampai dengan kesalahan merusakkan alat tersebut beliau disuruh belajar sampai bisa menggunakannya oleh professor beliau. Dan akhirnya beliau terus belajar dan bisa menggunakanya.
Nasehat dan pesan dosen saya yang lain, Pak Dindin '' Kesalahan itu hal yang biasa, namanya juga mahasiswa belajar, kalau sudah tidak menemui keslahan atau tidak salah namanya sudah pintar tidak sedang belajar tidak mahasiswa. Jadi kesalahan adalah hal yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk meminimalisirnya, menghindari terjadinya dan mencegah terjadinya harus tetap utama dilakukan. Namun jika ternyata tetap terjadi salah itu adalah hal yang wajar saat kita sedang belajar.
Salah, telah salah, aku melakukan kesalahan, atau aku dikatakan salah, disebutkan salah, merupakan kenyataan yang "telah" terjadi. Walau bagaimana pun cara kita untuk menghindarinya, mengelak, menyangkal itu memang benar-benar sudah terjadi. Mengaku, merasa dan menyadari bahwa aku telah salah adalah hal benar yang dilakukan. Salah sudah terjadi. Sekarang usaha yang bisa aku lakukan untuk mengakui salah itu-telah kulakukan dan usaha membenarkannya memperbaikinya adalah melakukan usaha untuk menjadikan kesalahan yang sekarang menjadi benar (menyentuhnya agar kesalahan berubah menjadi bentuk yang benarnya). Dilakukan sedikit demi sedikit sekemampuan yang bisa aku lakaukan saat sekarang ini.
Manusia yang telah berdosa mengakui perbuatannya, dan bertobat atas berbuatan dosa itu, dan tidak akan mengulangi, dengan sungguh-sungguh maka Allah akan mengampuni dosanya-kesalahnnya dan menjadikannya kekasih Allah (Habibullah).
Yang memili sifat yang paling pengasih dan paling penyayang. Yang memberikan segala sesuatunya berdasarkan rasa kasih sayang yang dimiliki. Akan menghadiahkan selalu yang terbaik. selalu yang tertepat-sesuai-pantas-cocok-baik, bagi benda-manusia-barang kepunyaannya. Karena hasil yang terbaik lah yang diperolehnya dari hadiah-NYA itu.
Yang sempurna adalah Allah, yang lemah adalah yang lain.
Komentar
Posting Komentar