Pagi ini hendak berangkat ke tempat kerja. Tiba tiba harinya turun hujan cukup deras. Setelah beraktivitas terdengar hujan mulai reda. Bersiaplah pakai baju, menyimpuni tas kerja. Mempersiapkan segala yang harus di bawa. Karena hujan reda tidak usah membawa jaz hujan. Kendaraan nya pakai motor laki jadi cukup merepotkan jika harus membawa jaz hjan karrena tidak ada bagasi khusus atau tempat unutk menggantung jaz hujan.
Berangkatlah menggunakan motor menuju ketempat kerja. Sekitar
10 menit dalam perjalanan langit keleihatan mendung dan tidak lama mulai turun
hujan. Pertama hanya gerimis. Semakin maju semakin deras hujannya. Tidak bisa
terus, ini harus singgah untuk brteduh. Dipaksa sedikit unutk terus maju sambal
mencari tempat berteduh yang ada warungnya. Tidak berapa lama alhamdulillah tempat
berteduh dekat sekali dengan penjual nasi kuning. Motor di setandarkan,
mendekatlah ke penjual nasi kuning
Ternyata ada dua orang bapak bapak dan ibu ibu yang sudah
duduk disitu menunggu pesanannya. Berusaha tetap sabar menunggu antrian giliran
untuk dapat memesan sarapan. Pagi tadi belum sempat sarapan,dan memang
rencananya mau makan sarapan beli diluar. Menu pagi hanya bubur ayam langganan
jadi menu utama. Karen asaking seringnya asempat berpikir mencari menu lain
sarapan supaya mendapat rasa yang beda.
Selesai bapak ibu mendapat bungkusna pesanannya dan
membayar. Aku bertanya. Bu ada lontong kah. Ada, dibungkus apa makan sini. Makan
sini aja. Lauknya apa. Lauk telur dua ya bu. Ibu penjualnya mengmabil mangkok
warna hijau, mengmabil centon gdan mulai mengiris lontong dan memasukkannya ke
dalam mangkok. Selesai mengiris lontong, ibu mengambil sayur khas lonting yaitu
sayut Nangka masak santan. Lalu mengambil kuaah lonotng dan menuangkannya ke
dalam mangkok yang telah berisi lontong. Menagambil telur dua buah. Mengambil sejuput
bawang goreng dan menambahkann sambal langsug ke dalam mangkok. Aku mengambil
satu air minum gelas . bu lontong dan air satu berapa? Ibu penjual menajwab
17.000. dikelaurkanlah uang 50.000 an warna biru untuk membayar lontong. Terimakasihlah
bu.
Duduk, dan sambal menunggu hujan reda saya menikmati seangkok
lonotng dengan 2 telur. Hujan turun dengan ruitn dan cukup deras. Ibu penjual
nasi kuning bercerita, kalua hujannya hujan rizki. Belia teringat kejadiaan
beberapa waktu ssilam. Saat subuh hari sudah hujan lebat. Beliau mulai dating di
lpokasi jualansekitaran jam 6 pagi. Hujan turun dengan lebat. Paying belum dipasang.
Ibu dan suami beliau datang dan amsih menunggu hujan reda. Sekitaran jam 7
hujannya aselesai. Yang beli agagk sepi dan ansi di termos masih banyak sekitar
4/5 bagian lagi masih terisi nasi kunig. Rziki apa yang handak dapat. Biaysanya
beliau uualan sampai sekitar jam 9 atau 10 sudah tutup.ini sampai jam 8 an
masih banya. Setelah agak siang. Adad mobil mendekat dan parkir disamping
tempat jualanibu. Bu pesan nasi kuningnya 30 bungkus ya. Llau dibungkuskan lah
nasi kuning itu. Alhamdulillah bis ahabis nasi kunig beliau pada sekitaran jam
12.
Sambil makna lontng kami berrcerita mengisahkan diri amsing
masing. Ibu tinggal dima. Tinggal di dekat sini. Kerja dimana kata ibu itu
menanyakan kepadaku. Kerja di dolok. Ibu sudah lam akah jualan ansi kunning. Sudah
lama dulu jualannya di depan smk 3 bpp sekitar 5 tahun karena anak di situ. Ketika
nak sudah beli rumah dan osisinya agak di dalam, tidak dipinggi jalan langsung,
aku daijaki ikut disitu tidak mau. Lalau cari temapt dan dapatlah tempat
sekarnag ini jualan. Sudah sekitar 7
tahun jualan disini. Sampe jam berapa bu biyasnaya jualan disini, sampai
sekirar jam 10, karena sudah habis nasinya kuningnya.
Ibu berasal dari smarinda. Jadi ketika beliau ke samarinda
didatanginya par apenjaulan ansi kuning, dana sring tidak bayr. Dicipinya nasikunig
nasi kunig yang berjualan di smd. Karena kebanyakannya dalah teman ibu semua. Ada
yang jual nasi kuning banjar tapi yang jual bukan orang banjar jadi digayai
oleh ibunya, nasi kunign apa ini. Anis kuning banjar. Mana ada nasi kuning non
banjar ini akrena yang uat lain orang banjar.
Menurut ibu, ibunya dulu uga berjualan ansi kuning. Ampai dinilang
orang acil nasi kuning bajar. Makanya ibu inni berjualan ansi kunig dan sangat
suka dengan nasi kuning karena ibunya dulu jua jualan nasi lkkuning. Ibu nais
kuning memasak nasikuning mulai jam 3
setiap pagi dan juga mengukus lontongnya pun sekitar a5 jam. Td pagi baru
merasakn lontng hya saja, dikasih nasi kuning sedikit untuk merasakn, dan
rasanya memang enak dan harus. Tesktur berasnya tidak terlalu pera dan tidak
terlalu pulen.
MEnurut ibu nasi kunig pda orang jaman dulu merupakan nasi
kuning yang dipakai untukacara acara tertentu oleh orang banjar. Ketika mesasak
nasi kunig ibbu pun katanya bepandir pander beroda supayalancar selama dalam
pembuatannya.
Saat tahun baru ibu acil nasi uning tidak libur, beliau
tetap jualan, dan rame ornag beli pada hari itu. Kemudian besoknya dar tahun
baru baru ibu tidak jualan dan biyasnaya disitulah beliau mengambil waktu untuk
liburn abreng keluarga.
DAun yang dibuat untuk bungkus lontng atau buras cukup sulit dicari dan
hargana rlatifmahal, kadang kadang banyak yang sobek. Cukup lam singgah makna
diwarung itu sambal menunggu hujan reda. Ko pas banget singgahnya. Pas hujan leabt
singgah dekat dengan penjual nasi kun. Perut lapar, Susana dingin, mak maknlah
dengan sda[ dan nikmat.
Saat di samarinda saya punya langganan maskan bungkus nasi
kuning di warung sebrangnya jembatan Mahakam. Yang jual dari gambut banjar. Anaknya
kembar. Kucingnbya bersih bersih dan gemuk gemuk. Pernah suatu waktu berrtanya
pada penjual ansi kunig itu, apa tipsnya bisa anak kembar. Banyaki baca shalawt
aja kata ibu penjual ansi kunignya.
Sekitaran cukup lama hujan turun, akhirnya mulai reda juga
walau masih gerimis. Melihat ada kesempatan hujan mulai reda dan tinggal
gerimis saja saya bergegas bernagkat ke tempat kerja. Baju kering karena pakai
jaket, namun celan relative basah karerna tidak pakai jas hujan. Samapi kantor
berceritalah dengan orang dikantr kalua erjebak hujan dan harus berhenti
bernaung karena tidadk bawa jas hujan. Nasi kunignya enak ceritaku, ad
aburasnya juga disitu. Nasi kunig ini kayanya jadi referensi untuk piloihan
beli sarapan pagi. Sekalian satu jalur jadi memudahkan tidak perlusberbang
sebrang jalan algi. Sampai dikantor nerasa bagnet dinginnya, celan abash dan
ruangan ber ac. Brrrr. Dingiin.
Sampe kantor cari ayng hangat habngat saja, masih ada kopi
buatan pak tato, tapi opinya sudah hangat karena bikinny pagi tadin pagi pagi
banget. Minum yang ada aja dlu biar badan agak hangat. Nais kunig pun menjadi
judul hariini. Belajr mendawamkan menulis agar bis ajadi kontribbusi tehadapa
dunia. Naskah ini belum ediiatng, mka ajika ditemukanbanayak typo itu wajar dan
normal. Teru;ah belajr dan berjuang maju dan berkembang.
Komentar
Posting Komentar