Memasuki hari ke empat membangun
kebiasaan menulis setiap hari. Jika menulis adalah mengulang apa yang kita tau
maka jika pengetahuan kita stagnan bisa jadi yang kita tulis juga belum tak
terhingga alias terbatas. Seperti kata pepatah, apa yang ada dalam teko itu
jualah yang akan keluar ke dalam gelas. Membangun dan menuangkan sebuah gagasan
dalam tulisan bisa dikatakan mudah dan bisa dikatakan tidak mudah. Ini hanyalah
sebuah kebiasaan yang perlu dilakukan. Bukankah menulis itu bentuk perkataan
yang berupa rangkaian huruf, kata dan kalimat dalam lembaran kertas. Sedangkan
setiap hari kita selalu berkata-kata, berbicara, banyak sekali hal yang
dibahas. Gagasan, rencana, strategi, pengalaman, pengajaran dan sebagainya.
Mengikuti sebuah training, pelatihan,
seminar atau pembelajaran sangat menarik karena kita mendapatkan ilmu baru, wawasan
baru dan inspirasi baru. Pembelajaan ini
yang dipraktekan akan membuat kualitas diri kita semakin baik, valensi diri
kita meningkat. Semenarik itu juga jika disebuah bisnis, pekerjaan, perusahaan
ada pembelajaran, arahan, dan peningkatan kaulitas karyawan didalamnya baik yan
dilakukan oleh perusahaan langsung atau bimbingan, arahan yang dilakukan oleh
para leader yang menjadi bagian di dalamnya. Pembelajaran yang dilakukan akan
membuat kualitas karyawan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas perusahaan.
Melihat dari pengalaman dan bebeapa peristiwa dikehidupan, mas
Dwiyan Anggara biasa mengelompokkan goal, resolusi, impian dalam tahun yang
baru dalam 3 (tiga) kelompok besar. Yaitu experience, growth dan contribute.
1. Experience adalah pengalaman yang ingin kita rasakan,
sesuatu yang ingin kita capai sesuatu yang ingin kita miliki. Misalnya ingin
memiliki motor vario, ingin datang ke tempat baru, ingin menjadi trainer
nasional, ingin memiliki pemasukan selain dari gaji, dan hal lainnya.
experience bisa disebut juga sesuatu tentang keduniaan, bisa materi atau
pengalaman.
2. Growth adalah pertumbuhan yang ingin kita capai, kualitas
diri seperti apa yang ingin kita raih. Kelompok growth dapat diartikan juga
adalah tahapan atau keadaan atau ilmu, materi, kemampuan yang perlu kita raih
untuk dapat mencapai experience. Misalnya ketika saya ingin mempunyai pemasukan
besar selain dari gaji maka saya perlu memiliki abundance mind (keberlimpahan
pikiran), abundance heart (keberlimpahan hati), abundance spririt
(keberlimpahan semangat), abundance action (keberlimpahan aksi) dan abundance
soul (keberlimpahan jiwa). Saya perlu belajar tentang keberlimpahan. Ketika saya
ingin memiliki hati yang luas, selalu bersyukur dan penuh cinta saya perlu
belajar tentang mindful listening, belajar tentang syukur dan cinta.
3. Contribute adalah apa yang bisa kita berikan untuk sesama,
untuk orang lain atau untuk dunia. Ketika kita sudah memiliki pertumbuhan dan
peningkatan kualitas diri hingga kita bisa mencapai yang kita inginkan, maka
selanjutnya apa yang bisa kita berikan, sumbangkan dan bagikan pada dunia. Hal besar
apa yang bisa kita bagikan-berikan. Atau hal kecil apa yang bisa kita berrikan
pada dunia.
Goal ini juga dilakukan oleh bagian dari organisi atau
perusahaan. Setiap awal tahun perusahaan membuat RKAP rencana kerja dan anggaran
perusahaan. RKAP ini yang menjadi peta bagi sebuah perusahaan untuk melangkah. Kita
sebagai seorang individu atau sebagai seorang pemimpin keluarga perlu juga
untuk membuat goal, dream atau impian dalam 1 tahun kedepan. Membuat mimpi,
goal, cita-cita memerlukan perenungan
dan pemikiran. Sesuatu yang melibatkan proses berpikir dapat menjadi tantangan
tersendiri untuk dilakukan. Namun tantangan jika dijalani dan dimulai dari Langkah
pertama maka akan menjadi mudah.
Ada bebrapa growt dan pertumbuhan yang bisa digunakan untuk
meningkatkan kualitas dan value atau valensi diri, misalnya lucky factor dan
abundance. Dari yang diajarkan bahwa dari hasil penelitian profesor Richard Wiseman
bahwa keberuntungan memiliki factor yang bisa dikelompokkan dan bisa diusahakan
untuk meningkatkannya. Profesor Wiseman membuat iklan di koran bahwa siapa saja
yang merasa dirinya beruntung dapat menghubungi professor wiseman. Banyak orang
yang menghubungi beliau dan menceritakan bahwa dirinya beruntung. Kemudian professor
membuat iklan di koran lagi, barang siapa yang dirinya merasa sial terus harap
segera menghubungi professor. Banyak orang yang menghubungi professor dan
menceritakan tentang dirinya yang seakan tidak beruntung terus. Banyak orang
yang ditemui beliau dan menceritakan keberuntungan dirinya dan banyak pula
orang yang menceritakan kesialan dirinya. Dari semuanya itu diteliti dan
diambil kesimpulan bahwa ada beberapa factor yang mebuat seseorang itu
beruntung. Factor-factor keberuntungan ini yang diajarkan dan diterapkan oleh professor
kepada orang yang sial terus, maka dalam beberapa waktu kesialan oran gtersebut
berubah menjadi keberuntungan.
Lucky factor ini dalam taraf individu. Saya berpikir dan
bertanya-tanya bagaimana jika dibawa ke tingkat yang lebih besar, ketingkat organisasi
atau ke tingkat perusahaan. Bagaimana jika lucky factor ini diajarkan dan
dipraktekan dalam sebuah perusahaan? Apakah perusahaan tersebut akan menjadi
perusahaan yang beruntung. Saya belum tau jawabannya. Namun, perusahaan adalah
benda mati. Yang hidup adalah orang, karyawan, pimpinan yang ada di dalamnya. Jiak
setiap orang, karyawan, pimpinan meerapkan dan mempraktekan lucky factor ini
saya percaya setiap diri individu akan meningkat keberuntungnannya dan yang
berikutnya akan membawa meningkat pula keberuntungan perusahaan yang
digerakkanyya.
Berikutnya adalah abundance atau keberlimpahan. Bagaimana membuat hidup kita menjadi berlimpah, semakin meningkat. Meningkatnya tidak hanya 1 tambah 1 tambah 1 tambah 1. Tapi meningkatnya adalah exponential yaitu 1 kali dua kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 dan seterusnya.
Balikpapan, Endar Prayudi
Komentar
Posting Komentar