Bagaimana cara menggunakan kata
yang tepat dalam tulisan, menyusun kalimat, membuat latar cerita, menghidupkan
tokoh? Cara penggunaan kata, latar cerita, karakter dan menghidupkan tokoh yang
tepat dapat dipahami setelah beratus kali
menulis.
Tere Liye dan Phutut EA
menyarankan untuk penulis pemula bacalah tulisan para tokoh penulis yang sudah
mumpuni, tirulah gaya menulis mereka hingga gaya menulisnya ada di diri kita.
Gaya menulis para tokoh ini yang memancing dan membuat gaya kepenulisan khusus
dan unik kita muncul. Saya yakin bahwa menulis itu seperti suara, sidik jari
dan retina mata. Gaya kepenulisan dan bahasa
kepenulisan setiap orang itu tersendiri, unik dan antik.
Membaca buku Write Preneurnya
Bunda Sofie Beatrix, Buku Latihan Menulisnya Phutut EA, Kelas menulisnya Tere
Liye bahwa kesemuanya tetap memberikan rahasia penting menulis yang sama yaitu Latihan
Latihan Latihan. Seperti para pemain bola dunia yang jadi idola karena
permainannya yang mempesona. Para pemain idola tersebut sudah ribuah kali
menendang bola, hingga ketika bertanding di ajang bola dunia, tendangan mereka
begitu indah dan tepat sasaran karena telah dilatih ribuan kali.
Menerima rahasia menulis dari
Tere Liye dan Phutut EA bahwa tirulah gaya kepenulisan tokoh para penulis
senior, saya pun berangkat ke Gramedia untuk membeli sebuah Novel yang bisa
dipelajari cara penggunaan kata, seting latar cerita, penggambaran tokoh dan
penempatan tokoh. Pilihan novel saya melesat pada sebuah buku berjudul Kau, Aku
dan Sepucuk Angpau Merah buah karya Tere Liye. Mengapa buku ini yang dipilih,
karena di sini menunjukkan bagaimana membangun latar cerita di kota Pontianak Kalimantan
Barat. Saya belum pernah ke Pontianak. Dan saya ingin tau dan mempelajari bagaimana
Tere Liye menghidupkan, menggunakan kata untuk memunculkan latar tempat Pontianak
di mata para Pembaca.
Di atas tempat duduk sepeda motor
laki warna biru, saya waspada
memperhatikan laju pengendara jalan menuju Balikpapan Plaza, sayup-sayup
terdengar suara tahrim di pengeras suara masjid yang menunjukkan bahwa waktu shalat
magrib sudah hampir tiba. Saya pun merencanakan dan mencari dimana tempat masjid
untuk melaksanakan shalat magrib. Di Balikpapan Plaza ada masjidnya di sana
saja tempat untuk mengerjakan shalat magrib ucap pikiran saya memberitahukan
kepada saya. Yes saya pun mengiyakan ide otak itu.
Sampai di parkiran sepeda motor Balikpapan
Plaza saya naik satu lantai, menoleh ke kanan ke kiri untuk mencari dimana
letak masjid. Yang terlihat dan terdengar hanya suara azan dari pengeras suara
di atap parkiran tidak aterlihat bangunan masjidnya. Saya pun masuk dan
bertanya pada petugas yang berjaga disitu di samping pintu. Bang dimana
musholanya? Naik satu lantai lagi di situ musholanya. Baik, terimakasih Bang. Saya
langsung menuju anak tangga dan naik 1 lantai, ketemulah Masjid Al Hikmah di area
parkir.
Setelah shalat magrib selesai,
saya segera bergegas ke Gramaedia. Sambil melihat aplikasi My Value mencari
diskon buku, Yes ada 20% diskon untuk novel terbitan Gramedia. Saya pilih dan
menunjukkan voucher diskon tersebut ke kasir, berhasil. Dapat potongan harga. Sesaat
kemudian Buku Aku Kamu dan Sepucuk Angpau Merah berpindah menjadi Investasi menulisku.
Keluar dari pintu Gramedia menuju
jalan pulang, ketika melihat ke dinding kaca ternyata di luar sedang hujan deras.
Saya pun mengurungkan niat untuk pulang, bukan karena hujannya hanya saja saya takut
basah baju dan basah buku. Baru sekitar pukul 20.50 an hujan agak reda tinggal
tersisa rintik-rintik kecil. saya memacu sepeda motor menuju pulang ke arah
rumah. Selain karena malam semakin larut, perut pun berkerut berteriak karena
meminta untuk diisi sesuap nasi.
Karena saya pernah belajar Bacakilat,
maka sistem bacakilat saya terapkan sepersekian untuk mempelajari novel.
Membaca sampul depan, sampul belakang. Melihat berapa banyak halamannya, oh sekitar
500 halaman. Membaca daftar isi satu persatu. Dan membuat kesimpulan atau gambaran
besar isi buku. Apakah gambaran besar buku novel ini? Novel ini menceritakan
tentang rasa dan cerita jatuh cinta. Apa yang ingin kamu ambil dari buku novel
ini? Saya ingin memahami bagaimana gaya kepenulisn Tere Liye, memahami
bagaimana cara menggambarkan latar tempat cerita menghidupkan karakter tokoh
dan menggunakan kata sesuai. Apa dampak dan manfaat yang saya harapkan terjadi
di kehidupan saya dari membaca novel ini? Setelah saya faham gaya kepenulisan
Tere Liye, cara menggambarkan latar cerita, menghidupkan tokoh dan karakter,
saya ingin menerapkannya pada tulisan supaya tulisan saya menjadi semakin kuat,
hidup dan kokoh serta indah menyenangkan hati ketika dibaca.
Seperti Tere Liye, seorang
lulusan akuntansi dan bekerja sebagai akuntan, bukan memiliki latar belakang Pendidikan
Sarjana Sastra atau Sarjanan Bahasa beliau bisa menjadi penulis yang sangat
produktif dan masuk menjadi posisi 5% penulis di Indonesia yang dapat hidup
dengan karya kepenulisannya. Saya baru tahu, dari hasil survey Phutut EA bahwa
hanya sekitar 5% penulis di Indonesia yang benar-benar bisa hidup hanya dari hasil
karya tulisnya. Selebihnya (sekitar 95%) penulis lainnya memiliki pekerjaan sampingan
untuk jalur rizkinya.
Hasil survey ini menurunkan
semangat saya untuk menulis karena kecilnya persentase penulis yang benar-benar
bisa hidup dengan murni hasil tulisan. Beberapa detik sesudahnya, hasil survey
ini menjadi batu asah dan lembaran amplas yang mengikis niat untuk semata-mata
menulis untuk tujuan uang dan dikenal. Dan menjadi menguatkan pernyataan bahwa
menulislah karena untuk menulis. Menulislah karena aku penulis.
Tere Liye memberikan jalan latihan
menulis dengan cara menulis 1.000 kata setiap hari selama 180 hari. Puthut EA
memberikan latihan menulis dengan rumus 3 (tiga). Tiga bulan pertama untuk menguasai
tentang kepenulisan, 3 tahun untuk belajar sampai menjadi mahir. Bagaimana mengalahkan
kebosanan dan kebuntuan dalam menulis? Kebosanan dan kebuntuan tidak perlu
dikalahkan, hanya jadikanlah mereka menjadi sahabat sampai kebosanan itu
sendiri bosan dengan kebosanannya.
Berdasarkan dasar pikiran alami
otak manusia ada 2 macam, ada pikiran sadar dan bawah sadar. Saya pikir snagat
perlu untuk sering mendengar suara Tere Liye, Phutut EA, Habiburrahman El
Shirazy dan para tokoh penulis senior agar secara bawah sadar mereka masuk
kedalam pikiran dan menjadi pengisi pondasi pembangun tumpuan kepenulisan di otak
kita. Dalam suara para tokoh penulis tersebut terdapat rahasia yang mengandung
ilmu kepenulisan yang dimiliki para penulis senior. Dengan mendengar suaranya,
kita memasukkan rahasia ilmu kepenulisan tersebut ke dalam diri kita. Semoga
dengan cara demikian ilmu dan kepenulisan para tokoh tersebut masuk dan menajdi
pembimbing setiap kita menulis.
Tere Liye mengatakan telah
menulis ribuan tulisan. Untuk menjadi penulis yang seperti beliau, tentunya
tulisan kita perlu mendekati jumlah tulisan karya beliau. Latihan sehari satu
tulisan dengan rutin terus-menerus, maka di 22 Februari 2023 insya Allah telah
ada 336 tulisan dengan berbagai judul. Jumlah tulisan yang banyak dan prestasi besar
untuk saya mampu menulis dengan jumlah sebanyak itu. Bismillah mari menjadikan
bosan dan kebuntuan menulis menjadi sahabat hingga kebosan dan kebuntutan
menjadi bosan dan buntu dari diri kita.
Bukan seribu buku latihan menulis
yang perlu dicari dan dibaca untuk menjadipenulis handal, melainkan seribu
tulisan yang ditulislah yang membuat tulisan indah, memikat dan bermanfaat.
Balikpapan, 22 Februari 2022.
Endar Prayudi.
Komentar
Posting Komentar