Merancang nasib dengan Self Leadership artinya meningkatkan diri terus menerus setiap hari menjadi semakin baik. Ketika muncul pertanyaan darimana memulai untuk merubah diri atau melakukan perubahan diri, apakah mulai dari perasaan, pikiran, perbuatan, kebiasaan dan karakter? Jika dipikirkan akan terlalu banyak, muncul kebingungan memulainya dari mana. Pilihlah salah satu hal yang paling mudah yang dapat dilakukan untuk memulai perubahan. Perubahan yang perlahan namun maju terus. Perubahan yang perlahan dan terus menerus.
Jika ingin memulai seni merancang
nasib dengan merubah perasaan, perasaan ingin dirubah menjadi perasaan yang
bersyukur dan bersemangat, maka erat kaitannya dengan mengerjakan ibadah yang
sunat dan mengerjakan yang lebih utama yaitu kewajiban. Akan lebih mudah
berubah perasaannya jika dimulai dan diiringi dengan mengerjakan yang wajib dan
mengerjakan yang sunat.
Dalam buku atomic habit
disebutkan bahwa di suatu perguruan tinggi di Florida ketika awal pelajaran, salah
satu pengajar professional disana ketika memulai kontrak perkuliahan jurusan
fotografi membagi mahasiswa yang ada di depannya menjadi dua kelompok. Mahasiswa
yang ada di depannya sebelah kanan diberikan tugas mengirimkan foto selama 6
bulan dan dinamakan kelompok kuantitas. Kelompok mahasiswa ini dinilai dari
jumlah foto yang dikirimkan selama 6 bulan. Mahasiswa yang mengirimkan foto sebanyak
100 buah akan mendapat nilai A. Mahasiswa yang mengirimkan foto sebanyak 90
buah mendapat nilai B, mahasiswa yang mengirimkan dibawahnya mendapat nilai c
dan seterusnya.
Pengajar professional membagi
pula mahasiswa yang berada di sebelah kirinya menjadi mahasiswa kualitas. Mahasiswa
ini dinilai dari kualitas foto yang dikirmkan. Selama 6 bulan mereka dinilai
dari kualitas foto yang dihasilkan. Meskipun mengirim hanya satu foto namun
kualitasnya bagus dan mendekati sempurna maka nilainya akan diberi A, mahasiswa
yang mengirimkan hanya satu buah foto dengan kualitas yang dibawahnya akan
mendapat nilai B, begitu seterusnya.
Setelah berjalan waktu selama 6
bulan, maka semua foto yang berkualitas baik dan hampir sempurna berasal dari
mahasiswa dengan kelompok kuanatitas yang mengirimkan foto setiap hari. Jadi mahasiswa
kuantitas setiap mengiriman foto sambil terus belajar dan mempraktekan ilmu
fotografi yang didapatkan di kampus. Perulangan yang dilakukan setiap hari
dengan mengirim foto, sambil meningkatkan kemampuan dan cara mengambil foto. Dengan
pengulangan yang banyak ini dan pembelajaran yang terus menerus berkelanjutan,
mereka mampu menghasilkan kualitas foto yang baik dan mendapatkan nilai A
karena jumlahnya mencapai 100 serta kualitas yang dihasilkan bagus.
Teknik fotografi dengan kelompok
kuantitas (jumlah) dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat diterapkan
dalam mendirikan shalat wajib 5 waktu berjamaah dimasjid/musholla. Cukup dengan
kriteria mendirikan shalat wajib 5 waktu berjamaah, tak memandang masbuk atau
dapat berapa rakaat. Yang dihitung adalah jumlah dapat mendirikan shalat wajib
berjamaah di masjid/musholla. Seperti ada sebuah kisah bahwa seorang lelaki
jatuh cinta pada seorang Wanita. Ia menyatakan keseriusannya bahwa ingin hidup bersama
dan menjadikannya istri. Sang Wanita memberikan syarat dia mau menerimanya sebagai
suami dengan syarat bahwa lelaki itu harus shalat berjamaah selama 40 hari
terus menerus dengan tanpa ketingalan takbir pertama. Jika putus maka
dihitunglah mulai dari awal lagi dari 1. Maka pria ini menyetujuinya. Hari pertama
shalat jamaah dengan mendapatkan takbir pertama. Dan ketika berangkat dia membayangkan
kekasihnya sang Wanita yang ingin dipinangnya.
Hari kedua, ketiga, masih tebayang sang Wanita. Begitu terus sang lelaki berusaha terus berjamaah dan mendapatkan takbir bersama imam. Seminggu dua minggu tiga minggu masih terus mampu menjaga jamaah dan takbir Bersama imam, 4 minggu, 5 minggu. Sang lelaki masih terus jamaah beserta takbir imam. Sampai 40 hari, 50 hari bahkan lebih. sang Wanita menanyakan kabar lelaki tersebut. Kemanakah dia, tidak memberi kabar, apakah berhasil mampu memenuhi 40 hari berjamaah beserta imam atau tidak. Setelah diselidiki ternyata lelaki tadi mampu mendirikan 40 hari Bersama imam bahkan sampai saat ini. Sang wanita itupun mengutus orang untuk menanyakan kepada lelaki itu bahwa kenapa ia tidak datang kepadanya melamarnya, bahwa ini sudah melebihi 40 hari.
Lelaki menjawab dulu memang benar
saat pertama aku datang untuk melamrmu dan engkau memebrikan syarat 40 hari
shalat berjamaah beserta imam di masjid. Dan akupun menrimanya dan menjalankannya
selama 40 hari lebih. awal-awal aku memang menginginnkan shalat jamaah karena
untuk mendaptkan engkau sang Wanita. Namun setelah kini telah berjalan beberapa
waktu lamanya, aku lebih mencintai shalat jamaahku dan dekat dengan Rabbku dari
pada mencintai mu.
Guru Abul Hasan pun pernah menyampaikan
bahwa sembayang jamaah itu bagus dan disuruh. Biar aja awalnya tidak ikhlas. Awalnya
sembahyangnya karena mertua, karena lingkungan, karena orang. Biarkan saja. Jangan karena ada penjelasan
ibadahn yang diterima adalah ibadah yang ikhlas. Jadi kalau belum ikhlas
ibdahnya tidak diterima lalu tidak usah shalat berjamaah. Jangan, jangan
begitu. Jangan karena belum ikhlas lalu sembahyang jamaahnya disetop. Shalat jamaahnnya sudah bagus, terus
dikerjakan, tinggal belum ikhlasnya ini yang diperbaiki dihilangi dikikis
sedikit demi sedikit. Caranya mengihalangkannya dengan terus menuntut ilmu,
bekekorek telinga.
Shalat adalah oleh-oleh Nabi Muhammad
dari isra miraj. Shalat adalah ibadah yang langsung diterima olah Nabi Muhammad
tanpa melalui perantara malaikat Jibril. Perintah dan menerima Ibadah shalat yang
dimana Nabi dipanggil langsung datang dan hadir menerima ibadah yang istimewa
ini dari Rabbul alamin. Ilmu yang langsung dari langit. Ilmu yang perjaanan
menerimanya penuh dengan keajaiban, maka ilmu shalat ini juga sangat istimewa. Mengandung
banyak keutamaan dan kelebihan didalamnya.
Shalat adalah hadiah yang
diberikan Allah kepada manusia sebagai jalan untuk mengingat, berdzikir dan
menyebut nama Allah. Ibadah shalat yang menjadi penyejuk dan hiburan bagi nabi
Muhammad. Shalat adalah salah satu jalan untuk merubah diri, merubah nasib. Salah
satu jalan seni merancang nasib dengan self leadership dengan mendirikan shalat
berjamaah.
Tahukah kita bahwa pengulangan yang
dilakukan terus menerus selama ribuan kali harusnya menjadikan suatu aktivitas
itu expert atau ahli. Shalat yagn sudah dikerjakan setiap hari lima kali selama
ribuan kali. Mulai dari kita baligh sampai saat ini, mestinya menjadikan kita
ahli atau expert shalat. Menjadi expert shalat artinya kualitasnya dan perasaan
dan dampaknya mendekat dan mengikuti kualitas dan dampak seperti shalatnya nabi
Muhammad yang menyejukkan dan menggembirakan. Namun ternyata apa. sepertinya
shalat kita belum meningkat, belum menjadi expert, bahkan kualitasnya cenderung
tetap dan sering kali naik turun.
Lalu apakah yang belum benar
terhadap shalat kita yang terus dilakukan setiap hari. Apakah shalat kita ini hanya
pengulangan dari kualitas shalat hari hari sebelumnya. Mungkin pengulangan
shalt darai kita masih kecil. Kualitas shalat kita hanya kurang lebih sama saat
shalat kita masih kecil yang hanya sekedar Gerakan tanpa meningkatkan ilmu
tentang shalat, tanpa ada deliberate
practice artinya peningkatan kualitas shalat dengan cara mempelajari ilmunya. Meningkatkan
keihklasan hati dan membetulkan tujuan shalat.
Shalat kita yang belum banyak
sunatnya yang dikerjakan, ada sunat abat, sunat haiat. Semakin banyak sunat
shalat yang dikerjakan, maka semakin besar peluang dan kesempatan shalat kita
mirip dan semakin mengikuti dan mendekati shalat Nabi Muhammad SAW. Baik dari
segi pergerakannya, perkataannyaa(bacaannya) dan perasaannya. Shalat yang baik
pun menjadi benteng pertahanan yang melindungi kita dari perbuatan keji dan
munkar.
Marilah kita menerapkan seni
merancang nasib dengan self leadership dengan perbuatan yang mudah yang dilakukan
terus menerus yaitu shalat berjamaah di masjid lima waktu. Dari mulai waktu dzuhur
tadi dimulai, sampai akhir umur hidup di dunia. Selama hidup di dunia selama itu
pula berniat mendirikan shalat wajib berjamaah. Mengikuti perkataan Guru Zaini
bahwa kalau mau jadi tetanggaku jiranku shalat wajib lima waktu berjamaah di
masjid/musholla.
Balikpapan, 20 November 2022. 10.45
PM
Endar Prayudi
Komentar
Posting Komentar