Sambil di dalam bus, aku mebuat inspirasi dengan menggunakan Handphone di tangan. Inspirasi tentang jika terasa begitu lama untuk menunggu puluhan tahun agar dapat mendapatkan atau menceritakan kesuksesan hidup kita, maka waktu antara bangun tidur di pagi hari hingga saat tidur di malam hari adalah waktu yang cepat yang dapat kita temukan berbagai macam keajaiban, keseruan, pelajaran, pengalaman, kesyukuran dan nikmat yang mampu kita rasakan.
Sambil menulis inspirasi, orang disamping kursi menegurku, apakah tidak pusing di bus sambil main HP? Biasanya pusing, kali ini masih tahan. Tahan karena aku mengatur sedemikian rupa agar posisi leher dan mata mudah untuk memandang HP dan sejajar. Sambil terus lanjut mengetik, selesai juga inspirasi yang dapat dibagikan di Instagram, status Wa, FB dan Linked ID. Semoga apa yang di bagikan dapat menajdi inspirasi dan investasi dunia akhirat. Dapat menjadi amal jariyah yang terus memberikan deviden keuntungan dunia dan akhirat. Aamiin.
Sampai di wirang tempat peristirahat para supir bus dan penumpangnya, bis yang kami tumpangi mengurangi kecepatan agar bias masuk ke halaman untuk parkir. Namun ternyata halaman parkir di Wirang penuh dengan bus dan kendaraan lainnya sehingga bus yang kami tumpangi tidak dapat singgah di wirang. Bus kami lanjut meneruskan perjalanan. Mata yang lelah mengajak untuk tertidur dan akupun terlelap lanjut dalam istirahat malam. Bangun bangun posisi sudah sampai di terminal kandangan. Saat pagi terminal kandangan sekaligus persis berada dalam satu area dengan pasar di kandangan. Karena di Wirang tidak singgah, di terminal kandangan aku berkata kepada supir unutk ke toilet menunaikan hajat kecil.
Sampai di terminal gambut sekitar jam 10 lebih. Di terminal gambut semua penumpang bus dari kaltim turun. Dan berganti dengan kendaraan masing masing. Ada yang dijemput keluarga. Ada yang naik ojek dan ada yang naik mini bus tayo. Aku termasuk diantara penumpang yang melanjutkan perjalanan dari terminal gambut ke Banjarmasin dengan menggunakan bus tayo. Busnya nyaman dan harganya sangat terjangkau hanya sekitar 4.800 samapai di Banjarmasin. Karena penuh di terminal gambut saat mau naik mini bus tayo (trans Bakula) disampaikan oleh petugas bahwa yang tempat duduk sudah penuh dan siapa yang mau naik dengan berdiri. Akupun mengangkat tangan beserta beberapa orang yang menuggu antrian. Alhamdulillah aku dapat masuk bus yang pertama dengan posisi berdiri. Berdiri tetap nikmat karena bisa langsung masuk bus dengan cepat tanpa perrlu menuggu beberapa belas menit lagi.
Sampai di salah satu halte di Banjarmasin aku turun. Sampai di rumah sekitar jam 11.30 wita. Waktu tempuh yang tidak sebentar, biasa dengan keberangkatan jam 18.00 sudah bisa tiba di Banjarmasin di kisaran jam 9 atau 10 an. Karena di terminal fery penuh ini menjadi salah satu sebab sehingga samapai jam 11 an baru sampai di Banjarmasin.
Sabtu sore bersama keluarga mengajak salman melakukan perjalanan untuk menemui mbah buyutnya. Di rumah mbah buyutnya kami mendapat pengalaman kisah berharga dari mbah buyut. Bahwa saat beliau dulu masih muda dan sudah menikah, mbah buyut kakung mendaftar transmigrasi ke luar pulau jawa tanpa memberi tahu dan menanyakan persetujuannya kepada mbah buyut putri. Sampe mbah buyut putri jatuh sakit dan tengah malam mengundang petugas medis untuk mendatangi rumah beliau dan memberrikan pengobatan. Mbah kung sampai bilang ya sudah ga jadi kita trasmigrasi ke luar jawa. Akhirnya beliau tidak jadi berangkat.
Selang beberapa waktu ada pendaftaran transmigrasi lagi yang kedua. Kali ini mbah kung tidak mendaftar sendiri melainkan meberi tahu mbah buyut putri dan menanyakan ini ada pembukaan transmigrasi, kita mau daftar atau tidak. Transmigrasinya kemana, tanya mbah buyut putri. Transmigrasinya ada ke Sulawesi, Kalimantan. Kalau ke Kalimantan aku mau. Kalau ke Sulawesi aku tidak mau karena melihat di peta Sulawesi itu sebagian besar daerahnya dalah dataran tinggi jadi bukan daerah pertanian kalau di kalimantan dataran rendah daerah pertanian. Akhirnya mbah kung mendaftar transmigrasi ke Kalimantan.
Alasan mbah ingin transmigrasi karena ingin merubah hidup. Melihat keadaan beliau dan keluarga beliau yang tinggal bersama dengan orang tuanya begitu begitu saja keadaanya. Jadi beliau ingin keluar ke Kalimantan dengan harapan paling ga bisa menyekolahkan anak, dan ada diantranya yang menjadi guru. Alhamdulillah cita cita mbah kung tercapai, bisabmenyekolahkan anaknya dan ada diantara anaknya yang mennjadi guru.
Saat di rumah mbah buyut putri salman matanya melihat kesana kemari. Salman sepertinya mencari cari asal suara yang berkicauan, yaitu suara burung kutilang, di rumah mbah buyut putri ada empat ekor kutilang di tiga sangkar yang berbeda dan suaranya saling bersahutan. Salman yang biasa hidup dibanjarmasin dan jarang mendengar suara burung kutilang, mencari cari suara apa yang berbunyi itu dan dimana berada.
Alhamdulillah salman tenang selama di perjalanan dan selama di rumah mbah buyut putri dan selama di rumah mbahnya. Sepertinya dia sudah mulai merasa nyaman dengan suasana di rumah embahnya. Kata orang jika bayi sudah bias BAB menunjukkan bahwa dia sudah mulai merasa nyaman tinggal di tempat itu.
Anakku salman, mengajarkan dan menginspirasi banyak hal bagiku. Dengan melihat tingkah laku polanya mengajariku akan banyak hal. Dintaranya saat bayi baru lahir tidak memiliki keahlian dan kemampuan apa apa. Saat bayi salman belum bisa melihat, belum bias mendengarkan, belum bisa tengkurap, belum bisa duduk, belum bisa berdiri, belum bisa berjalan, belum bisa memegang, belum bisa bicara. Perlahan-lahan dalam pertumbuhan dan perkembangannya Salman sudah bisa melihat, mulai bisa mengenali gerakan, mulai bisa digayai dan diajak bermain dan tersenyum, di okoi kata orang banjar. Salman mulai bisa tengkurap, mulai bisa menggerakan mulut, bibir dan lidahnya seakan-akan sedang belajar berbicara.
Menimbang dan membandingkan pertumbuhan dan perkembangan salman dengan diriku terbayanglah disitu keadaan saat aku bayi dulu. Diasuh, dirawat, dijaga dan diajari oleh ibu dan ayah. Diajari untuk tengkurap, diajari merangkak, diajari untuk duduk, diajari berdiri, diajari berbicara diajari memegang, diajari berjalan. Jadi sesungguhnya sangat banyaklah jasa kedua orang tua ibu dan ayah kita. Dengan bimbingan, menemani dan mengajariku duduk sehinga aku bisa duduk disini sambil mengetik tulisan ini. Menggerakkan tangan dengan pengetahuan dan pembelajran dari ibu dan ayahku untuk menggerakkan tangan. Aku bisa berbicara karena ibu dan ayahku yang mengajari berbicara. Sungguh ini merupakan amal jariyah bagi keduanya. Dan tak ada apa apanya aku jika tanpa pengajaran mereka. Ya Allah berilah anugerah agar aku ingat dan dapat mensyukuri anugerah pengajaran ini dari kedua orang tua hamba. Agar aku sering sering dapat mengingatkannya.
Ketika aku bayi, menangis, ibu dan ayahkulah yang menggendong menenangkanku, mebuatkan susu atau langsung menyusukan asi. Ayah dan ibu yang memandikan setiap hari. Ditambah lagi ibu dan ayahku seorang guru yang mengajariku membaca, mengenal huruf, berhitung, ilmu IPA, membaca huruf hijayyah, membaca lailahaillallah, bismillah, alhamdulillah, surah alfatihah. Terimaksih ibu dan ayah atas semua jasamu yang sangaaaat besar, yang telah memberikan banyak sangu dan bekal untukku. Bekal ilmu, doa, kasih sayang dan cinta serta iman.
Terimakasih Salman, hadirnya dirimu adalah anugerah indah yang sangat besar yang diberikan dan diamanahkan Alalh kepada kami, yang mengajari kami banyak pelajaran yang membuat kami sadar bahwa kedua orang tua adalah manusia yang sangat besar jasanya untuk kami. Terimaksih Salman eo. Alhamdulillah. Masya Allah tabarakallah. Saat aku mengetik tulisan ini engkau masih tertidur nyenyak dengan posisi tidur menghadap kearah samping kiri. Aku menatapmu smabil meneteskan air mata, antara rasa cinta, syukur dan senang bahwa begitu banyaknya pelajaran dan anugerah yang diterima.
Banjarmasin, 17 Juni 2024. Endar Prayudi. 1.369 Kata.
Di tangan orang yang pintar sebuah pengalaman bisa di kemas menjadi sebuah tulisan yang sangat berkesan .
BalasHapus